Serangan terhadap Jalur Gaza oleh Israel menjadi salah satu topik berita yang menyita perhatian dunia minggu ini. Selain mengikuti perkembangan berita aktual di media berita lokal dan internasional, Anda juga harus mengetahui 13 mitos dan fakta dibalik Israel dan jalur Gaza ini.
1. Mitos : Israel adalah negara bangsa yang taat hukum dan berusaha untuk hidup damai dengan negara tetangganya.
Fakta :
Pada tahun 1948, tidak lama setelah cikal bakal PBB memberikan sekitar 56 persen dari wilayah Palestina kepada imigran Yahudi, tentara Israel lalu menduduki paksa sebagian besar wilayah Palestina di sekitar wilayah yang diberikan kepada mereka, termasuk Jalur Gaza. Sekitar 400 desa Palestina diratakan dengan tanah.
Pada tahun 1967, warga Yahudi mulai menetap di daerah ini. Hal yang bertentangan dengan isi Konvensi Jenewa ke-IV.
Pada tahun 2002, Israel mulai membangun tembok pengahalang sepanjang 400 mil pada wilayah Palestina. Wilayah penduduk di Tepi Barat menjadi terisolasi dan dikelilingi oleh markas tentara Israel.
Israel telah melanggar lebih dari 60 resolusi yang telah ditetapkan PBB.
2. Mitos : Israel merasa diancam oleh negara Arab
Fakta : Mesir dan Yordania bahkan memiliki hubungan diplomatik dan perjanjian perdagangan dengan Israel. Lebanon dan Suriah tidak, karena Israel masih menempati bagian dari wilayah mereka. Namun demikian, Liga Arab beberapa kali telah menawarkan normalisasi penuh bagi Israel dengan imbalan atas wilayah Palestina di Tepi Barat dan Gza, namun Israel tetap menolak.
3. Mitos : Israel telah menarik warga dan tentara Yahudi dari Jalur Gaza pada tahun 2005, namun Palestina menolak tawaran perdamaian dari Israel dan kembali melakukan kekerasan terhadap Israel
Fakta : Israel memang menarik sekitar 8000 warga Yahudi dari jalur Gaza, setelah 38 tahun menduduki wilayah itu. Tapi Israel kemudian menyelundupkan lebih dari 30.000 warga Yahudi untuk menempati pemukiman di Tepi Barat (sekarang populasi Yahudi di wilayah tersebut berkembang menjadi 450.000 orang).
Pada waktu yang bersamaan, Israel juga menduduki semua perbatasan untuk masuk ke Jalur Gaza, sehingga hampir mustahil bagi perekonomian lokal untuk berfungsi. Selama dua tahun terakhir, Israel telah menembakkan 16.000 artileri ke Jalur Gaza, menewaskan kurang lebih 120 pria, wanita dan anak-anak serta merusak infrastruktur kota.
4. Mitos : Israel sangat menderita selama bertahun-tahun akibat rudal yang ditembakkan dari wilayah Gaza.
Fakta : Antara September 2000 - November 2008, sekitar 13 warga Israel tewas akibat hantaman roket Qassam dari Palestina. Bandingkan dengan hampir 5000 warga Palestina meninggal akibat serangan Israel dalam kurun waktu yang sama. Serangan rudal Qassam milik Palestina belum ada apa-apanya dibandingkan pesawat F-16, helikopter Apache, tank Merkava dan rudal Kapal Angkatan Laut milik Israel.
5. Mitos : Hamas telah melanggar perjanjian gencatan senjata, sehingga mendorong pemboman dan invasi Israel ke Gaza
Fakta : Pada November 2008, selama 6 bulan gencatan senjata, tentara Israel telah menewaskan 14 warga Palestina dan memperketat pengepungan terhadap Jalur Gaza. Pembalasan yang dilakukan Hamas hanya menembakkan roket Qassam ke wilayah Nagev, sebuah wilayah tak berpenduduk. Juru bicara Israel mengakui bahwa serangan ke Gaza telah direncanakan sejak 8 bulan yang lalu, sebelum perjanjian gencatan senjata diputuskan.
6. Mitos : Hamas adalah organisasi teroris yang menginginkan kehancuran Israel. Mustahil bagi Israel untuk bernegosiasi dengan Hamas.
Fakta : Hamas sebenarnya merupakan organisasi nasionalis Islam, yang terdiri dari partai politik dan kekuatan militer. Selama bertahun-tahun, Hamas bertanggung jawab dalam menjalankan pelayanan rumah sakit dan sekolah-sekolah di Gaza, meskipun dalam situasi pendudukan militer oleh Israel. Bahkan oposisi Hamas, kelompok sekuler Palestina, menilai Hamas sebagai organisasi yang efisien dan tidak korup.
Ketika berkuasa, Hamas pernah menawarkan gencatan senjata selama sepuluh tahun kepada Israel. Tapi, Israel menolak hal ini dan tetap bersikeras menganggap Hamas sebagai teroris.
7. Mitos : Hamas mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza melalui kudeta pada bulan Juni 2007, mengusir pemerintahan sah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas.
Fakta : Hamas memenangkan pemilu umum 2006, yang banyak dianggap oleh pengamat internasional berlangsung bebas dan adil. Hamas lalu membentuk kabinet pemerintahan dengan menyatukan Fatah dan partai lain. Namun, pada Juni 2006, pasukan Israel menculik puluhan menteri dan anggota parlemen Hamas dan memenjarakan mereka. Sementara Amerika Serikat dan negara barat lainnya bergabung dengan Israel dalam menutup perundingan dan negosiasi dengan Hamas.
8. Mitos : Israel selalu berusaha mengurangi korban dari pihak sipil dan hanya menyerang tentara Hamas.
Fakta : Israel memiliki sistem persenjataan paling mutakhir di dunia, yang hanya kalah dari Amerika Serikat. Pesawat Drone (tanpa awak) Israel memiliki kemampuan mengenali setiap persegi wilayah di Jalur Gaza. Jadi, adanya alasan kesalahan intelijen sehingga melukai warga sipil menjadi tidak masuk akal. Belum lagi pemberitaan tentang korban sipil yang terluka dan tewas tidak pernah berhenti. Hal ini belum termasuk juga kerugian infrastruktur seperti pembangkit listrik, ambulans, sekolah dan rumah sakit yang selalu terkena serangan dari Israel.
9. Mitos : Wajar jika sebuah negara seperti Israel yang selalu diserang rudal dan bom, membalas dengan serangan yang lebih besar.
Fakta : Selama bertahun-tahun, Inggris mengalami serangan teroris oleh IRA lebih banyak dari yang dialami Israel. Tapi Inggris tidak pernah membom sasaran sipil dan infrastruktur seperti Israel. Malahan mereka berhasil bernegosiasi dengan IRA secara damai.
10. Mitos : Hamas menggunakan warga sipil Gaza sebagai perisai
Fakta : Jalur Gaza merupakan salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi di dunia. Bayangkan wilayah dengan ukuran 25 x 5 mil, (sekitar 1/3 luas Jakarta) tanpa hutan dan gunung untuk bersembunyi, dihuni oleh 1,5 juta manusia. Setiap serangan roket Israel ke wilayah tersebut pasti akan melukai warga sipil.
11. Mitos : Israel ingin mensejahterakan warga Gaza
Fakta : Sejak bulan Juni 2007, Israel menutup Jalur Gaza rapat-rapat dari dunia luar. Sehingga impor dan ekspor makanan, obat-obatan dan barang amat sulit. Banyak pasien rumah sakit yang membutuhkan pengobatan diluar Gaza terpaksa meninggal karena blokade tentara Israel.
12. Mitos : Warga Gaza tidak benar-benar menderita. Penderitaan warga Gaza yang beredar secara internasional hanyalah propaganda.
Fakta : John Ging, direktur badan PBB untuk pengungsi Gaza, Profesor Richard Falk, Duta Khusus PBB untuk Wilayah Pendudukan, Perwakilan dari Oxfam dan organisasi bantuan internasional bereaksi keras terhadap klaim Israel ini. Selama bertahun-tahun, mereka telah memantau situasi langsung warga di Jalur Gaza. Mereka meminta perhatian dunia internasional akan kondisi rakyat Gaza yang terus memburuk.
13. Mitos : Orang yang mengkritik Israel adalah orang yang Anti Semit
Fakta : Untuk menjadi orang yang Anti Semit, Anda harus menjadi orang yang rasis terhadap orang Yahudi. Tapi mengapa banyak orang Yahudi dan bahkan orang dalam pemerintahan Israel sendiri yang selalu mengkritisi kebijakan Israel terhadap Palestina. Akar dari permasalah ini terletak pada ajaran Zionisme. Ajaran yang dianut pemerintah Israel yang memiliki kebijakan pembersihan etnis Palestina dan kepercayaan akan hak istimewa kaum Yahudi terhadap tanah Palestina. Israel menggunakan perisai anti-semit untuk melindungi pemahaman Zionisme mereka.
Pada tahun 1948, tidak lama setelah cikal bakal PBB memberikan sekitar 56 persen dari wilayah Palestina kepada imigran Yahudi, tentara Israel lalu menduduki paksa sebagian besar wilayah Palestina di sekitar wilayah yang diberikan kepada mereka, termasuk Jalur Gaza. Sekitar 400 desa Palestina diratakan dengan tanah.
Pada tahun 1967, warga Yahudi mulai menetap di daerah ini. Hal yang bertentangan dengan isi Konvensi Jenewa ke-IV.
Pada tahun 2002, Israel mulai membangun tembok pengahalang sepanjang 400 mil pada wilayah Palestina. Wilayah penduduk di Tepi Barat menjadi terisolasi dan dikelilingi oleh markas tentara Israel.
Israel telah melanggar lebih dari 60 resolusi yang telah ditetapkan PBB.
2. Mitos : Israel merasa diancam oleh negara Arab
Fakta : Mesir dan Yordania bahkan memiliki hubungan diplomatik dan perjanjian perdagangan dengan Israel. Lebanon dan Suriah tidak, karena Israel masih menempati bagian dari wilayah mereka. Namun demikian, Liga Arab beberapa kali telah menawarkan normalisasi penuh bagi Israel dengan imbalan atas wilayah Palestina di Tepi Barat dan Gza, namun Israel tetap menolak.
3. Mitos : Israel telah menarik warga dan tentara Yahudi dari Jalur Gaza pada tahun 2005, namun Palestina menolak tawaran perdamaian dari Israel dan kembali melakukan kekerasan terhadap Israel
Pada waktu yang bersamaan, Israel juga menduduki semua perbatasan untuk masuk ke Jalur Gaza, sehingga hampir mustahil bagi perekonomian lokal untuk berfungsi. Selama dua tahun terakhir, Israel telah menembakkan 16.000 artileri ke Jalur Gaza, menewaskan kurang lebih 120 pria, wanita dan anak-anak serta merusak infrastruktur kota.
4. Mitos : Israel sangat menderita selama bertahun-tahun akibat rudal yang ditembakkan dari wilayah Gaza.
Fakta : Antara September 2000 - November 2008, sekitar 13 warga Israel tewas akibat hantaman roket Qassam dari Palestina. Bandingkan dengan hampir 5000 warga Palestina meninggal akibat serangan Israel dalam kurun waktu yang sama. Serangan rudal Qassam milik Palestina belum ada apa-apanya dibandingkan pesawat F-16, helikopter Apache, tank Merkava dan rudal Kapal Angkatan Laut milik Israel.
5. Mitos : Hamas telah melanggar perjanjian gencatan senjata, sehingga mendorong pemboman dan invasi Israel ke Gaza
6. Mitos : Hamas adalah organisasi teroris yang menginginkan kehancuran Israel. Mustahil bagi Israel untuk bernegosiasi dengan Hamas.
Fakta : Hamas sebenarnya merupakan organisasi nasionalis Islam, yang terdiri dari partai politik dan kekuatan militer. Selama bertahun-tahun, Hamas bertanggung jawab dalam menjalankan pelayanan rumah sakit dan sekolah-sekolah di Gaza, meskipun dalam situasi pendudukan militer oleh Israel. Bahkan oposisi Hamas, kelompok sekuler Palestina, menilai Hamas sebagai organisasi yang efisien dan tidak korup.
Ketika berkuasa, Hamas pernah menawarkan gencatan senjata selama sepuluh tahun kepada Israel. Tapi, Israel menolak hal ini dan tetap bersikeras menganggap Hamas sebagai teroris.
7. Mitos : Hamas mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza melalui kudeta pada bulan Juni 2007, mengusir pemerintahan sah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas.
Fakta : Hamas memenangkan pemilu umum 2006, yang banyak dianggap oleh pengamat internasional berlangsung bebas dan adil. Hamas lalu membentuk kabinet pemerintahan dengan menyatukan Fatah dan partai lain. Namun, pada Juni 2006, pasukan Israel menculik puluhan menteri dan anggota parlemen Hamas dan memenjarakan mereka. Sementara Amerika Serikat dan negara barat lainnya bergabung dengan Israel dalam menutup perundingan dan negosiasi dengan Hamas.
8. Mitos : Israel selalu berusaha mengurangi korban dari pihak sipil dan hanya menyerang tentara Hamas.
Fakta : Israel memiliki sistem persenjataan paling mutakhir di dunia, yang hanya kalah dari Amerika Serikat. Pesawat Drone (tanpa awak) Israel memiliki kemampuan mengenali setiap persegi wilayah di Jalur Gaza. Jadi, adanya alasan kesalahan intelijen sehingga melukai warga sipil menjadi tidak masuk akal. Belum lagi pemberitaan tentang korban sipil yang terluka dan tewas tidak pernah berhenti. Hal ini belum termasuk juga kerugian infrastruktur seperti pembangkit listrik, ambulans, sekolah dan rumah sakit yang selalu terkena serangan dari Israel.
9. Mitos : Wajar jika sebuah negara seperti Israel yang selalu diserang rudal dan bom, membalas dengan serangan yang lebih besar.
10. Mitos : Hamas menggunakan warga sipil Gaza sebagai perisai
Fakta : Jalur Gaza merupakan salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi di dunia. Bayangkan wilayah dengan ukuran 25 x 5 mil, (sekitar 1/3 luas Jakarta) tanpa hutan dan gunung untuk bersembunyi, dihuni oleh 1,5 juta manusia. Setiap serangan roket Israel ke wilayah tersebut pasti akan melukai warga sipil.
11. Mitos : Israel ingin mensejahterakan warga Gaza
Fakta : Sejak bulan Juni 2007, Israel menutup Jalur Gaza rapat-rapat dari dunia luar. Sehingga impor dan ekspor makanan, obat-obatan dan barang amat sulit. Banyak pasien rumah sakit yang membutuhkan pengobatan diluar Gaza terpaksa meninggal karena blokade tentara Israel.
12. Mitos : Warga Gaza tidak benar-benar menderita. Penderitaan warga Gaza yang beredar secara internasional hanyalah propaganda.
Fakta : John Ging, direktur badan PBB untuk pengungsi Gaza, Profesor Richard Falk, Duta Khusus PBB untuk Wilayah Pendudukan, Perwakilan dari Oxfam dan organisasi bantuan internasional bereaksi keras terhadap klaim Israel ini. Selama bertahun-tahun, mereka telah memantau situasi langsung warga di Jalur Gaza. Mereka meminta perhatian dunia internasional akan kondisi rakyat Gaza yang terus memburuk.
13. Mitos : Orang yang mengkritik Israel adalah orang yang Anti Semit
Fakta : Untuk menjadi orang yang Anti Semit, Anda harus menjadi orang yang rasis terhadap orang Yahudi. Tapi mengapa banyak orang Yahudi dan bahkan orang dalam pemerintahan Israel sendiri yang selalu mengkritisi kebijakan Israel terhadap Palestina. Akar dari permasalah ini terletak pada ajaran Zionisme. Ajaran yang dianut pemerintah Israel yang memiliki kebijakan pembersihan etnis Palestina dan kepercayaan akan hak istimewa kaum Yahudi terhadap tanah Palestina. Israel menggunakan perisai anti-semit untuk melindungi pemahaman Zionisme mereka.
0 komentar:
Posting Komentar