
1. Berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman
Tidak sah pergi ke Banda Aceh kalau tidak menginjakkan kaki di Masjid terbesar di Aceh ini. Masjid yang berdiri pada tahun 1612 dan pernah terbakar habis karena agresi tentara Belanda pada April 1873 ini menampakkan aura kemahsyuran kerajaan Aceh yang pernah dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda ratusan tahun yang lalu. Dengan keunikan Aceh sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang melaksanakan hukum syariat islam, Masjid Raya Baiturrahman memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Aceh.
2. Jejak Tsunami

Setelah kejadian tsunami beberapa tahun lalu, di Banda Aceh muncul beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa di antaranya yang wajib dikunjungi adalah Monumen Kapal PLTD Apung dan Monumen Kapal di Atas Rumah di Gampong Lampulo. Monumen Kapal PLTD Apung terletak di Gampong Punge Blangcut, Kecamatan Jaya Baru. Kapal pembangkit listrik seberat 2600 ton ini ikut terseret gelombang tsunami dari Pelabuhan Ulee Lheue sejauh 4 km dan mendarat di perkampungan penduduk ketika gelombang sudah surut. Sedangkan monumen yang berada di Lampulo berupa kapal nelayan, terdampar di atas rumah di tengah perkampungan setelah terseret gelombang tsunami dan berhasil menyelamatkan 59 nyawa di atasnya. Kunjungi pula Museum Tsunami. Sarana pembelajaran tentang bencana tsunami ini sudah pernah penulis tulis di sini .
3. Jejak Krueng Aceh

Sungai yang membelah kota Banda Aceh ini adalah salah satu tempat bersejarah pada masa lalu. Aktivitas perdagangan ramai dilakukan pada jaman kerajaan dahulu kala. Di sepanjang sisi barat sungai bisa ditemui gedung Bank Indonesia yang berarsitektur tua. Situs-situs bersejarah lain bisa ditemui seperti Masjid Tgk.
4. Jejak Kerajaan Aceh

Perjalanan mengenal kebesaran Kerajaan Aceh bisa dilakukan di sekitar Museum Aceh yang berada di Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah. Di sana terdapat beberapa kompleks makam Raja-raja Aceh jaman dahulu, lonceng Cakradonya yang merupakan hadiah dari Laksamana Ceng Ho kepada Sultan Iskandar Muda pada masa lalu, serta makam Sang Sultan sendiri juga berada tak jauh dari kompleks Museum Aceh itu. Berjalan ke arah barat, tidak jauh dari Museum Aceh, ada sebuah taman bernama Gunongan. Dulunya taman ini dibangun oleh Sang Sultan sebagai tanda cinta kepada Putroe Phang, sang istri yang berasal dari Pahang, Malaysia.
5. Menikmati Putroe Phang Art & Music Weekend Show

Pada akhir tahun 2010, dalam rangka menyambut Visit Banda Aceh Year 2011, Pemerintah Kota Banda Aceh mengadakan pertunjukan acara kesenian yang diadakan di Taman Putroe Phang setiap hari sabtu dan minggu mulai pukul 16.00 WIB. Saya lihat acara ini cukup konsisten diadakan sampai sekarang. Usaha untuk mengenalkan budaya Aceh dari Pemerintah Kota yang patut diparesiasi. Berbagai macam pertunjukan dari berbagai lapisan generasi ada di sini. Seperti tarian adat Aceh, pertunjukan musik band dengan instrumen dan lagu-lagu khas Aceh, bahkan sampai debus pun dipertontonkan di sini. Tips dari saya, kalau berkunjung ke sini sebisa mungkin datang lebih awal. Karena tempat duduknya terbatas dan biasanya cukup ramai pengunjung.
6. Nongkrong di Canai Mamak

Sebuah cafe di bilangan Jalan Teuku Umar ini adalah salah satu tempat nongkrong kawula muda di Banda Aceh. Kalau diamati, hampir setiap sore, bahkan sampai malam pun, suasana di Canai Mamak ini selalu ramai. Ramai oleh para penikmat kuliner yang didominasi oleh para remaja.
7. Makan Mie Aceh di Mie Turis

Apa kuliner yang paling terkenal dari Aceh selain Mie Aceh? Ada banyak tempat jual Mie Aceh yang enak di Banda Aceh. Kalau soal selera, mungkin tiap orang akan berbeda-beda. Namun, bagi saya yang sudah cukup lama tinggal di Banda Aceh dan sudah merasakan sebagian besar rasa Mie Aceh di sejumlah tempat, adalah Mie Turis yang paling enak. Berada di Jalan Tengku Nyak Arief, Peurada, lapak ruko ini sekilas tidak ada yang istimewa.
8. Kopi Solong

9. Sunset Ulee Lheue

Satu kawasan di Banda Aceh yang paling nikmat untuk menunggu matahari terbenam adalah di Ulee Lheue. Kawasan yang selalu ramai setiap menjelang senja ini memang selalu menjadi pilihan utama warga sekitar untuk menghabiskan waktu di sore hari. Selain sunset, sepanjang jalan menuju Pelabuhan Ulee Lheue berderet lapak penjaja makanan ringan semacam jagung bakar, sate, dan pulut bakar. Dengan lanskap perbukitan yang terhampar di seberang lautan, menyaksikan indahnya sunset di Ulee Lheue akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan ketika berkunjung ke Banda Aceh.
10. Berburu buah tangan di Mr.Piyoh
Sebuah ruko kecil yang berada tepat di samping Warung Kopi Solong ini menawarkan hal yang cukup unik. Piyoh namanya. Toko souvenir yang dikomandani oleh Hijrah Saputra, seorang entrepreneur muda asli Sabang ini, menurut saya adalah toko souvenir paling unik di Banda Aceh. Menjual T-shirt yang mengambil tema sesuatu yang unik dan dekat dengan Aceh dengan kualitas yang bagus, cenderamata kecil semacam pin dan gantungan kunci yang dikemas dengan warna-warni ceria, dan bahkan kemeja batik dengan motif Aceh pun tersedia di sini.
0 komentar:
Posting Komentar